__
Telp : 021 - 8762002, 8759869, 29097114, 8759829     Fax : 021-8760072     HP/SMS : 0817 9854203, 0815 14578119
Home   |   Tentang KPT   |   Strategi Marketing P2K   |   Kerjasama dng PTS   |   Terobosan Baru PTS   |   Jaringan Web Gilland Group   |   Peta
Strategi Marketing P2K
P2K = Program Perkuliahan Karyawan
Sesuai tujuan utama pendirian KPT, yaitu turut aktif mencerdaskan bangsa. Maka KPT tidak merahasiakan strategi marketing yang digunakan, dan akan diuraikan disini, termasuk konsep dasarnya; dengan harapan turut mencerdaskan atau dapat menjadi masukan bagi mereka yang sedang/akan bergerak di bidang marketing, dan hampir semua usaha membutuhkan marketing.

Ada sebuah ilustrasi dari Robert T. Kiyosaki, seperti berikut ini.

Seorang dosen bertanya di kelas, "Berapa banyak dari kalian dapat memasak hamburger yang lebih enak ketimbang McDonald's ?" hampir semua mahasiswa mengangkat tangan mereka.

Kemudian dosen itu bertanya lagi, "Jadi, kalau kebanyakan dari kalian dapat memasak hamburger yang lebih enak, bagaimana McDonald's bisa menghasilkan uang lebih banyak dari kalian ?"

Dosen itu kemudian menambahkan : "Memang McDonald's bukan pembuat hamburger yang terbaik dan terenak bagi orang per orang, tetapi mereka terbaik dalam menyajikan (mengemas) hamburger sehingga digemari banyak orang sekaligus terbaik dan sesuai dengan cara menjualnya".

Dosen itu juga menambahkan : "Uang tidak pergi ke bisnis dengan produk atau jasa terbaik, uang mengalir ke bisnis dengan para pemimpin terbaik dan tim manajemen terbaik, terutama tim manajemen marketing terbaik".

Dialog (ilustrasi) di atas menunjukkan betapa pentingnya strategi marketing dan memahami selera pasar, betapa pentingnya para pemimpin terbaik dan tim manajemen marketing terbaik.
Banyak perusahaan/lembaga yang memandang "marketing" sebagai "publikasi" belaka. Padahal publikasi hanya merupakan salah satu bagian dari marketing. Dan seluruh kegiatan dalam sistem yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap "hasil penjualan" adalah marketing.

Definisi marketing sesuai AMA (American Marketing Association) : "Marketing adalah filosofi, sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada KEPUASAN KONSUMEN, serta sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk mengimplementasikan filosofi tersebut."
Artinya bahwa marketing merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, serta distribusi sejumlah ide, jasa, dan barang untuk menciptakan pertukaran yang mampu MEMUASKAN TUJUAN INDIVIDU dan ORGANISASI.

Dalam hal strategi marketing untuk penyelenggaraan P2K (Program Perkuliahan Karyawan) di Perguruan Tinggi Swasta (PTS), terdapat 3 strategi marketing yang saling berinteraksi; yang membuat konsumen menjadi mau mempelajari; kemudian muncul keinginan melanjutkan pendidikannya sehingga mau menghubungi dan/atau mau mendatangi; selanjutnya membuat mau mendaftar menjadi calon mahasiswa, dan akhirnya mau herregistrasi menjadi mahasiswa.

Ke tiga strategi marketing yang dilakukan Konsultan Pendidikan Tinggi (KPT) seperti berikut ini, silakan klik di bawah ini.
 

1. Strategi Mendatangkan Calon Mahasiswa Baru

Strategi mendatangkan calon mahasiswa baru P2K yang dilakukan KPT seperti berikut ini (silakan klik di bawah ini).
a. Membuat Minimal 415.000 Website P2K untuk masing-masing PTS
b. Membuat Minimal 11,7 juta Website P2K untuk Seluruh PTS
c. Mengiklankan P2K pada lebih dari 43,8 juta website
d. Memasang Iklan di Search Engine (Terutama Google dan Yahoo)
e. Menyebarkan Informasi P2K ke Perusahaan/Lembaga Pemerintah/Swasta
f. Mengirimkan Informasi P2K Melalui POS (Surat)
g. Memasang Spanduk dan Poster P2K di Berbagai Lokasi Strategis
h. Memasang Iklan P2K di Koran
i. Menyebarkan Brosur secara Langsung di Lokasi Strategis
j. Membuat Jaringan Get Student Fee dan Menempatkan Agen-Agen Marketing di Perusahaan
k. Menggunakan Civitasbook.com, YKPI, dan Search Engine Cangkok.com untuk publikasi
l. Dsb (Menyebarkan Informasi via Email, Forum Komunitas, Millis, Jejaring Sosial, dsb)

KPT telah melakukan penelitian beberapa kali terhadap calon mahasiswa reguler, calon mahasiswa P2K (Program Perkuliahan Karyawan), dan terhadap mahasiswa P2K. Hasil penelitiannya secara singkat seperti berikut ini.


A B C
Untuk memperbesar grafik, silakan klik grafik tersebut di atas.

Catatan :
» Hasil penelitian yang disampaikan disini hanya berlaku untuk PTS (seluruh Perguruan Tinggi Swasta). Tidak berlaku untuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri), karena PTN memiliki karakteristik yang sangat berbeda, baik untuk mahasiswa maupun calon mahasiswanya pada kedua program tersebut. Juga terdapat perbedaan yang signifikan antara PTN yang satu dengan lainnya. Berbeda dengan PTS, yang mempunyai karakteristik hampir sama antara PTS yang satu dengan lainnya.
» Yang termasuk dalam P2K (Program Perkuliahan Karyawan) atau sebutan lain dari P2K antara lain Program Kelas Karyawan, Kuliah Karyawan, Ekstensi, Program Non Reguler, Program Khusus, Program Eksekutif, Program Kuliah Sabtu Minggu, Program Ekstensi Sabtu Minggu, Kuliah Pegawai, Kelas Pegawai, ECP (Employee Class Program), dsb.

Penjelasan grafik di atas seperti berikut ini.
A.
73% calon mahasiswa program reguler memilih PTS berdasarkan "citra" PTS tsb yang sudah tertanam pada dirinya sejak lama, dan hanya 27% calon mahasiswa program reguler yang memilih PTS berdasarkan "informasi terkini".
Beruntunglah PTS yang sudah memiliki citra yang baik di masyarakat, karena untuk penerimaan mahasiswa baru Program Regulernya, mereka tidak membutuhkan biaya marketing yang besar. Dan calon mahasiswa reguler sudah datang dengan sendirinya, begitu mengetahui informasi telah dibukanya pendaftaran mahasiswa baru program reguler di PTS tsb.
Sedangkan untuk PTS yang memiliki citra kurang baik di masyarakat, walaupun mengeluarkan biaya marketing yang sangat besar, tetap sulit memperoleh mahasiswa reguler. Karena semaksimal apa pun marketingnya, hanya memperoleh 27% nya saja. Satu-satunya cara agar regulernya berhasil, PTS terkait harus berusaha memperbaiki diri sebaik mungkin. Dengan komitmen yang tinggi untuk memperbaiki diri, ditunjang dengan pemberitaan (marketing) yang tepat, maka citra tersebut dapat terbangun dalam waktu cepat (2-4 tahun).
B.
Sebaliknya, hanya 32% calon mahasiswa P2K (Program Perkuliahan Karyawan) yang memilih PTS berdasarkan "citra" PTS, dan 68% calon mahasiswa P2K memilih PTS berdasarkan "informasi terkini" yang dia terima.
Hal inilah yang membuat banyak PTS terkemuka gagal menyelenggarakan Perkuliahan Karyawan (karena sedikit sekali peminatnya), walaupun penyelenggaraan Program Regulernya terbilang sukses. PTS-PTS terkait beranggapan karakteristik "peminat reguler" sama dengan "peminat P2K", padahal karakteristiknya bertolak belakang, pangsa pasarnya berbeda.
Calon mahasiswa P2K lebih rasional dalam memilih PTS. Mereka memilih PTS berdasarkan banyak pertimbangan, bukan sekedar citra saja. Tetapi cenderung berdasarkan kebutuhan dunia kerja mereka, di samping masalah waktu luang, ketersediaan dana, lokasi PTS, kepastian lulus tepat waktu (masa studi), dsb. Itu semua mereka ketahui dari "informasi terkini" yang mereka peroleh.
C.
76% Mahasiswa P2K mempunyai keinginan untuk melanjutkan pendidikannya karena "tidak sengaja" memperoleh informasi mengenai P2K, dan hanya 24% nya yang memang "sengaja" mencari informasi tentang Kuliah Karyawan, karena sejak awal memang berkeinginan melanjutkan pendidikannya.
Ke 76% Mahasiswa P2K tersebut tidak sengaja memperoleh informasi mengenai P2K, terutama dari internet dan pengarahan langsung di perusahaan/lembaga, juga dari brosur, spanduk, surat, agen-agen marketing, dsb. Dari informasi yang diketahui dengan "tidak sengaja" itulah, muncul keinginan mereka untuk melanjutkan pendidikannya, dan akhirnya mereka menjadi mahasiswa Program Perkuliahan Karyawan (P2K).
Oleh karena itu dibutuhkan marketing yang terus-menerus (setiap saat), sebanyak mungkin, dan se-efektif mungkin; sekaligus mengedukasi masyarakat (pekerja, karyawan, pengusaha) sedemikian rupa sehingga semakin banyak yang "tidak sengaja" memperoleh informasi P2K. Dan setelah mempelajarinya menjadi berminat melanjutkan pendidikan tingginya.

Dari ketiga hasil penelitian ini menunjukkan, bila ingin sukses menyelenggara P2K (Kuliah Karyawan), harus menyampaikan (menyebarkan) "informasi terkini" secara terus-menerus; dengan kata lain harus melaksanakan kegiatan marketing terus-menerus, setiap saat. Sebagaimana juga dilakukan oleh konsultan-konsultan pendidikan di negara-negara maju untuk perguruan tinggi yang menyelenggarakan kuliah karyawan.

Strategi mendatangkan calon mahasiswa baru yang kami maksud adalah penyampaian informasi secara terus-menerus kepada masyarakat. Baik penyampaian informasi yang memang khusus diarahkan ke masyarakat tertentu (perusahaan/lembaga tertentu, forum komunitas tertentu, alumnus tertentu, dsb.), maupun penyampaian infomasi ke masyarakat umum.

Strategi mendatangkan calon mahasiswa baru yang dilakukan KPT, terdiri dari :
 
a. Membuat Minimal 415.000 Website P2K untuk masing-masing PTS
Begitu KPT bekerja sama dengan suatu PTS, maka KPT langsung meminta Gilland Group untuk membuatkan minimal 415 ribu website P2K untuk PTS terkait. Masing-masing website dibuat dalam 2 bahasa (Indonesia dan Inggris). Website ini digunakan sebagai media akhir penerima link dari 43,8 juta iklan internet.
Ke 415 ribu website masing-masing PTS tersebut sengaja tampilannya dibuat sama agar neter (masyarakat) mudah mengenalinya. Sebenarnya di dalam website tersebut tidak ada satupun yang sama (walaupun tampilan luarnya sama). Perbedaannya akan terlihat ketika di "view source", perbedaan ini penting untuk kebutuhan SEO (Search Engine Optimization) pada lebih dari 250 ribu keywords
Jumlah website ini akan selalu ditambah sesuai anggaran yang tersedia, serta sesuai dengan tingkat kesulitan marketingnya, juga sesuai dengan subsidi yang diberikan Gilland Group.
Untuk melihat website-website tersebut, silakan klik nama-nama PTS yang bekerja sama dengan KPT ini :
Cyber University, Fakultas Pertanian UMJ Jakarta, Fakultas Teknik UMJ, FE Universitas MH. Thamrin Jakarta, FISIP UMJ Jakarta, FK Universitas MH. Thamrin Jakarta, IAI Al-Ghurabaa Jakarta, IAI Muhammad Azim Jambi, IBISA Purworejo, IKIP Widya Darma Surabaya, Institut Agama Islam Sukabumi, Institut Teknologi Sains Bandung, ISIF Cirebon, ISTA Jakarta, ISTN Jakarta, ITB Muhammadiyah Purbalingga, ITB STIKOM Bali, ITB STIKOM Jimbaran Bali, ITBU Jakarta, ITEKES Tri Tunas Nasional Makassar, ITESA Muhamadiyah Semarang, ITM Purwakarta, MA UNHI Denpasar, Magister Teknik ISTN Jakarta, Magister Universitas Buddhi Dharma, Magister Universitas Satyagama, MH UM SURABAYA, MH UNKRIS Jakarta, MIA FISIP UMJ Jakarta, MIA UNKRIS Jakarta, MIKOM FISIP UMJ Jakarta, MM Patria Artha Makassar, MM STIE ABI Surabaya, MM STIE Ganesha Jakarta, MM STIE GICI Business School Jakarta, MM STIE IGI Jakarta, MM UMIBA Jakarta, MM UNHI Denpasar, MM UNKRIS Jakarta, MPD UM SURABAYA, MPD UNHI Denpasar, Mpu Tantular Kedoya Jakarta , MT UNKRIS Jakarta, Politeknik Semen Indonesia, Polnas Denpasar, S2 FISIP UMJ Jakarta, S2 FT UMJ, S2 NUSA MANDIRI, S2 STMIK Jakarta, S2 UIN Al-Azhaar Lubuklinggau, S2 UM SURABAYA, S2 UNHI Denpasar, S2 UNKRIS Jakarta, S2 UNSURYA, Sekolah Tinggi Bisnis Runata , STAI Al-Akbar Surabaya, STAI Al-Andina Sukabumi, STAI Al-Hidayah Tasikmalaya, STAI Al-Ittihad Cianjur, STAI Al-Muhajirin Purwakarta, STAI Muhammadiyah Tulungagung, STAI Terpadu Yogyakarta, STEBI Bina Essa Bandung, STEI SEBI Cikarang, STEI SEBI Depok, STEI Yogyakarta, STIBADA MASA Surabaya, STIE ABI Surabaya, STIE Al-Rifaie Malang, STIE Cendekia Semarang, STIE Dharma Nasional Jember, STIE Ganesha Jakarta, STIE GEMA Bandung, STIE GICI Business School Bogor, STIE GICI Business School Depok, STIE GICI Business School Bekasi, STIE GICI Business School Jakarta, STIE Hidayatullah Depok, STIE IGI Jakarta, STIE Indocakti Malang, STIE Nusantara Makassar, STIE PASIM Sukabumi, STIE PEMUDA Surabaya, STIE Pioneer Manado, STIE Trianandra Pemuda Jakarta, STIE Widya Darma Surabaya, STIE Widya Persada Jakarta, STIEKIA Bojonegoro, STIH Awang Long Samarinda, STIH Gunung Jati Tangerang, STIH Litigasi Jakarta, STIKI Malang, STIPER Jember, STISIP Guna Nusantara Cianjur, STIT Al-Hikmah Lampung, STIT Tarbiyatun Nisa Sentul Bogor, STMIK Jakarta, STT Bina Tunggal Bekasi, STT Mandala Bandung, STT STIKMA Internasional, UHAMZAH Medan, UICM Bandung, UIN Al-Azhaar Lubuklinggau, UM Palangkaraya, UM Surabaya, UNAKI Semarang, UNDARIS Ungaran Semarang, UNHI Denpasar, UNIBA Banyuwangi, UNISA Kuningan Jawa Barat, UNISMU Purwakarta, Univ. Bali Dwipa Denpasar Bali, Universitas Boyolali, Universitas Buddhi Dharma, Universitas Cokroaminoto Makassar, Universitas Deli Sumatera, Universitas Dr. Soebandi Jember, Universitas IVET Semarang, Universitas Kahuripan Kediri, Universitas Mahakarya Asia Yogyakarta, Universitas MH. Thamrin Jakarta, Universitas Mitra Bangsa, Universitas Mochammad Sroedji Jember, Universitas Mpu Tantular Jakarta, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Musi Rawas Lubuklinggau, Universitas Nurul Huda Oku Timur, Universitas Nusa Mandiri Jatiwaringin, Universitas Nusa Mandiri Kramat, Universitas Nusa Mandiri Margonda, Universitas Nusa Mandiri Tangerang, Universitas Nusantara Manado, Universitas Pandanaran Semarang, Universitas Parna Raya Manado, Universitas Patria Artha Makassar, Universitas Saintek Muhammadiyah, Universitas Satyagama, Universitas Tanri Abeng Jakarta, Universitas Teknologi Bandung, Universitas Teknologi Nusantara, Universitas Teknologi Sulawesi Makassar, Universitas Ubudiyah Indonesia Aceh, Universitas Yuppentek Indonesia, UNKRIS Jakarta, UNSUB Subang, UNSURYA Jakarta, UNTARA Cikokol Tangerang, UNTARA Tigaraksa Tangerang, UNU Cirebon, UNU Kalbar Pontianak, UNU Kaltim Samarinda, UNUGHA Cilacap, UNUSA Surabaya, UNUSIDA, USM Indonesia Medan,
 
b. Membuat Minimal 11,5 juta Website P2K untuk Seluruh PTS
Gilland Group telah membuat lebih dari 11,5 juta website P2K yang bersifat umum untuk kebutuhan seluruh PTS yang bekerja sama dengan KPT. Masing-masing website dibuat dalam 2 bahasa (Indonesia dan Inggris)
Seperti halnya ke 415 ribu website masing-masing PTS, 11,5 juta website "bersama" ini tampilannya juga sengaja dibuat mirip walaupun tidak sama persis, sehingga neter (masyarakat) mudah mengenalinya. Namun di dalam website tersebut sebenarnya tidak ada satupun yang sama (walaupun tampilan luarnya sama). Perbedaannya akan terlihat ketika di "view source", perbedaan ini penting untuk kebutuhan SEO (Search Engine Optimization) pada lebih dari 250 ribu keywords
Setiap hari KPT menambah jumlah website P2K tersebut, sehingga bertambah terus. Penambahannya disesuaikan dengan tingkat kesulitan marketing masing-masing PTS, juga disesuaikan dengan anggaran yang tersedia, serta disesuaikan dengan penambahan subsidi dari Gilland Group.
Untuk melihat website-website tersebut, silakan klik ini : 11,5 juta website P2K.
 
c. Mengiklankan P2K pada lebih dari 43,8 juta website
KPT memasang iklan P2K pada lebih dari 43,8 juta website. Masing-masing iklan dibuat dalam 2 bahasa (Indonesia dan Inggris). Iklan tersebut bersifat eksklusif, karena tidak sekedar iklan, namun juga ditampilkan menu-menu untuk P2K, juga diberikan fasilitas download, fasilitas pengisian permintaan brosur, dsb.
Bentuk iklannya sengaja dibuat sama persis agar mudah dikenali masyarakat. Namun bobot iklan masing-masing PTS sebenarnya dibedakan dan disesuaikan dengan kondisi PTS terkait.
Setiap hari KPT menambah pemasangan iklan P2K pada jaringan website terkait, sehingga jumlah website yang dipasangi iklan P2K senantiasa bertambah sesuai tingkat kesulitan marketing masing-masing PTS. Selain itu penambahannya juga disesuaikan dengan anggaran yang tersedia, dan disesuaikan dengan penambahan subsidi dari Gilland Group.
Untuk melihat iklan pada website-website tersebut, silakan klik ini : 43,8 juta lebih website tempat iklan P2K.
d. Memasang Iklan di Search Engine (Terutama Google dan Yahoo)
Dari Tahun 2003 sampai pertengahan 2007 KPT memasang iklan di Google, Yahoo, MSN, dan search engine lainnya. Memasang iklan di search engine (terutama Google Adwords) kalau untuk P2K, akan benar-benar bermanfaat bila sasarannya menggunakan "keywords" yang sangat banyak (puluhan ribu sampai ratusan ribu keywords). Karena sasaran utamanya bukan konsumen yang memang sejak awal ingin kuliah, namun justru konsumen yang sebelumnya tidak terpikir untuk kuliah lagi dan muncul keinginan kuliah setelah membaca informasi terkini dari KPT.
Dengan "keywords" yang sangat banyak (puluhan ribu sampai ratusan ribu keywords), maka hampir seluruh masyarakat pengguna internet akan dapat dijangkau. Namun memang dibutuhkan biaya yang sangat besar setiap harinya bila menggunakan banyak keywords.
Setelah Gilland Group memiliki jaringan website terbesar di Indonesia, KPT memasang informasinya langsung di jaringan website Gilland Group, dan masuk dalam kategori iklan "mewah" atau eksklusif.
Sejak itu KPT relatif tidak memasang iklan di search engine. Namun tetap bermitra secara tidak langsung dengan search engine. Dengan cara demikian, biaya dapat ditekan 30%-40% dengan hasil yang dapat ditingkatkan 3-8 kali lipat, tergantung konsumennya dan tergantung tingkat kesulitan masing-masing PTS (tinggi-rendahnya citra PTS) yang dipublikasikannya.
Dampak positifnya, subsidi dari Gilland Group dapat dikurangi rata-rata 30%-40% untuk masing-masing PTS, sehingga dapat digunakan untuk membantu lebih banyak PTS dan lebih banyak person/masyarakat.
Sebagai contoh, tahun 2004 untuk 1 PTS kami memasang iklan dengan biaya rata-rata Rp 1,4 juta per hari. Respon dari masyarakat yang meminta brosur P2K rata-rata sebanyak 4 orang setiap hari. Berarti untuk 1 orang yang minta brosur via iklan internet saja, dibutuhkan biaya minimal rata-rata Rp 350 ribu (hanya minta brosur, bukan mendaftar, dan memang itu sasaran utamanya, yaitu memberi "informasi terkini"; setelah itu para humas KPT yang bergerak).
Tahun 2005 kami tingkatkan untuk 1 PTS menjadi rata-rata Rp 2,6 juta per hari, hasilnya adalah rata-rata 7 orang per hari yang minta brosur. Berarti 1 orang yang minta brosur = Rp 370-an ribu via iklan internet saja. Dan seterusnya. Agar semakin banyak yang minta brosur, biaya internetnya juga semakin besar dan tidak linier (cenderung eksponensial positif). Semakin sulit konsumennya, juga otomatis membutuhkan biaya yang lebih besar lagi.
Saat ini (2024) kami memasang informasi di jaringan website Gilland Group rata-rata sebesar Rp 1,2 - 6,3 juta per hari untuk masing-masing PTS, tergantung jumlah jurusan dan prospektus jurusannya; tergantung mahal-tidaknya biaya pendidikan P2K di PTS tsb; tergantung tinggi-rendahnya citra PTS; tergantung target jumlah mahasiswa baru masing-masing PTS; tergantung sulit-tidaknya lokasi PTS dijangkau masyarakat, dsb.
Respon yang didapat rata-rata 12 - 97 orang untuk masing-masing PTS (tergantung PTS nya) yang meminta brosur, men-download brosur, auto response email, atau bertanya langsung (via chatting, SMS, atau telepon).
 
e. Menyebarkan Informasi P2K ke Perusahaan/Lembaga Pemerintah/Swasta
Menyebarkan informasi ke perusahaan/lembaga dilakukan dengan berbagai cara, antara lain menempel pengumuman di papan pengumuman perusahaan; meletakkan brosur di kotak brosur khusus di lokasi strategis (misalkan dekat dengan tempat pencatat kehadiran karyawan); meminta waktu ke perusahaan/lembaga tersebut untuk memberikan pengarahan penting dengan topik menarik, yang didalamnya juga diselipkan informasi mengenai P2K di PTS-PTS tertentu sesuai target konsumennya; menyebarkan brosur secara langsung di perusahaan; membayar salah satu karyawan perusahaan tersebut untuk menjadi agen marketing; dan sebagainya.
 
f. Mengirimkan Informasi P2K Melalui POS (Surat)
Terlebih dulu harus dimiliki alamat-alamat strategis yang akan dikirimi informasi P2K, antara lain alamat alumni D3, Politeknik, Akademi, dan S1; alamat alumni SMA, SMK, MA, dan SMF, untuk lulusan tahun-tahun sebelumnya yang diasumsikan bekerja; alamat karyawan berbagai perusahaan/lembaga; alamat anggota forum-forum komunitas, dan sebagainya.
Untuk memiliki alamat-alamat ini, perlu dipersiapkan anggaran khusus. Dalam memperoleh alamat-alamat ini, bisa memintanya langsung ke lembaga/perusahaan tersebut, atau mengadakan MOU dengan pimpinan lembaga/perusahaan tersebut, atau melalui agen-agen marketing.
Dibutuhkan manajemen yang baik untuk mengelola pengiriman informasi melalui POS, dimulai dengan pengklasifikasian alamat sesuai target market masing-masing PTS, proses pencetakan, pemasukan brosur, dan seterusnya, sampai proses eliminasi surat yang kembali (gagal kirim, karena alamatnya sudah pindah).
 
g. Memasang Spanduk dan Poster P2K di Berbagai Lokasi Strategis
Spanduk dan poster yang dipasang di berbagai sudut jalan dan lokasi-lokasi strategis, umumnya hanya berusia 1-2 hari, karena hilang diambil orang. Kecuali di tempat-tempat tertentu yang memang disediakan penjaga dengan cara membayar uang keamanan tertentu, untuk spanduk atau poster yang ada penjaganya, dapat berusia 1-2 minggu.
Oleh karena itu pemasangan spanduk dan poster dilakukan terus-menerus secara rutin di tempat-tempat strategis tersebut. Karena banyaknya lokasi strategis, maka pemasangannya bergantian dengan skala prioritas sesuai kondisi masing-masing PTS. Dan itu dilakukan terus-menerus.
 
h. Memasang Iklan P2K di Koran
Pemasangan iklan P2K di koran sebenarnya tidak begitu efektif setelah dunia maya (internet) menggantikan posisi media cetak. Walaupun demikian, tetap diperlukan pemasangan iklan di koran secara periodik (1-3 bulan sekali); selain karena ada market tertentu, juga sebagai bagian dari "meyakinkan konsumen" bahwa P2K tersebut benar-benar ada dan diselenggarakan PTS terkait.
Untuk pemasangan iklan di koran, dilakukan pada hari Sabtu, karena hari Sabtu merupakan hari "lowongan kerja" (iklan-iklan lowongan kerja bermunculan pada hari Sabtu di berbagai koran).
 
i. Menyebarkan Brosur secara Langsung di Lokasi Strategis
Berbagai bentuk brosur dibuat KPT, mulai model katalog, pamflet biasa, sampai bentuk brosur saku (bisa dimasukkan ke dompet atau saku). Setiap hari sepanjang tahun (kecuali hari libur nasional), ada ribuan brosur disebar oleh puluhan petugas khusus (karyawan KPT sebagai pengawas) bersama-sama dengan puluhan karyawan harian (bukan karyawan KPT, mereka dibayar harian).
30% lokasi strategis yang disebar brosur, beririsan dengan lokasi strategis pemasangan poster atau spanduk. Sedangkan yang 70% di luar lokasi startegis pemasangan poster atau spanduk.
 
j. Membuat Jaringan Get Student Fee dan Menempatkan Agen-Agen Marketing di Perusahaan
Jaringan Get Student Fee mayoritas dibentuk dari alumnus PTS terkait, dari mahasiswa P2K, dan dari manajer serta bagian HRD atau SDM di berbagai perusahaan/lembaga. Sedangkan Agen-Agen Marketing di berbagai perusahaan/lembaga, mayoritas adalah karyawan biasa di perusahaan tersebut.
Tugas utama mereka adalah berusaha mendorong rekan kerjanya, bawahannya, atasannya, atau sahabat/famili/tetangga, yang dianggap punya kemampuan untuk meningkatkan pendidikannya; agar mereka punya keinginan untuk kuliah lagi (meningkatkan pendidikan formalnya). Setelah mereka punya keinginan meningkatkan pendidikannya, tahap selanjutnya menjadi mudah, yaitu tinggal mengarahkan untuk masuk ke P2K PTS tertentu sebagaimana yang diprogramkan (direncanakan) KPT.
Mereka yang masuk dalam jaringan Get Student Fee memperoleh fee sesuai dengan hasil kerja dan bantuan usahanya. Sedangkan mereka yang masuk dalam Agen Marketing, selain memperoleh fee, juga memperoleh tambahan honor bulanan sesuai tingkat kesulitan di lokasi masing-masing.
 
k. Menggunakan Civitasbook.com, YKPI, dan Search Engine Cangkok.com untuk publikasi
(masih dalam tahap pembangunan)
Civitasbook.com, YKPI, dan search engine Cangkok.com sekarang masih dalam tahap pembangunan.
Civitasbook.com ini merupakan jejaring sosial civitas akademika sekaligus merupakan forum pendidikan dan penelitian.
YKPI adalah Yayasan Kebangkitan Pendidikan Indonesia yang akan membangun dan menerbitkan jurnal-jurnal nasional dan internasional.
Cangkok.com merupakan mesin pencari (search engine) ber-Bahasa Indonesia yang dirancang sebagai mesin pencarian terbesar di Indonesia, dengan teknologi pencarian terbarukan.
Untuk mengetahui lebih rinci tentang civitasbook.com, YKPI, dan cangkok.com, silakan klik ini : Peran Lainnya KPTYKPI, Civitasbook.com, Cangkok.com.
 
l. Dsb (Menyebarkan Informasi via Email, Forum Komunitas, Millis, Jejaring Sosial, dsb)
Menyebarkan informasi melalui email pernah dilakukan KPT tahun 2003 dan 2004. Pada Januari 2005, KPT mengadakan penelitian terhadap penyebaran informasi via email tersebut. Salah satu hasil penelitian itu, bahwa informasi yang dikirimkan ke email-email tsb cukup mengganggu privasi pemilik email. KPT kemudian menganalisisnya lebih lanjut, dan menghasilkan kesimpulan : "Oleh karena cukup mengganggu privasi pemilik email, maka dikawatirkan dapat menurunkan citra PTS yang dipublikasikan KPT".
Berdasarkan kesimpulan ini, maka sejak Februari 2005 penyebaran informasi via email tidak dilakukan lagi oleh KPT.
Berbeda dengan penyebaran informasi via forum komunitas, millis, dan jejaring sosial, dampaknya justru sangat positif, karena disitu akan memunculkan diskusi positif yang sekaligus bagian dari penyebaran informasi P2K untuk PTS terkait.
 

2. Strategi Menerima Kedatangan Calon Mahasiswa Baru

Strategi menerima kedatangan calon mahasiswa baru P2K yang dilakukan KPT seperti berikut ini (silakan klik di bawah ini).
a. Biaya Pendaftaran Harus Berkualitas
b. Sistem Pendaftaran dan Seleksi : "One Stop Services"
c. Sistem Pendaftaran Online
d. Sekretariat Penerimaan Mahasiswa Baru P2K
e. Sistem Contact Us dan Email di Internet
f. Sistem Chatting
g. Layanan Info 17 Jam (Telepon, HP, SMS, Fax)
h. Respon Permintaan Brosur

Strategi menerima kedatangan calon mahasiswa baru merupakan ujung tombak yang menentukan, apakah seseorang yang mulai tertarik untuk kuliah lagi akan berlanjut dengan melakukan proses pendaftaran ataukah lewat begitu saja.

Dalam bahasa dagangnya, "bila ada yang menawar, maka jangan sampai lepas". Istilah "menawar" disini menunjukkan "ada minat" terhadap hal tersebut. Istilah "jangan sampai lepas" mengandung makna jangan sampai konsumen tadi memperoleh informasi yang salah; atau memperoleh informasi yang membuatnya merasa tidak mampu melanjutkan kuliah; atau memperoleh kesan negatif terhadap PTS tersebut hanya karena informasi lain yang kurang tepat, atau hanya karena dia mengetahui sedikit tentang PTS tsb yang kebetulan tidak berkenan baginya, dsb.

Ini semua nampaknya hal-hal kecil/remeh, padahal penting sekali. Karena untuk membuat mereka (konsumen atau calon mahasiswa) ada minat untuk kuliah lagi, itu membutuhkan biaya mahal. Untuk mendatangkan mereka, itupun biaya mahal.
Bila tidak disiapkan dengan matang sarana dan prasarana, termasuk software, hardware, dan humanware-nya dalam "menyambut" tamu/konsumen yang sudah "mulai" berminat untuk kuliah. Maka mereka akan terlepas begitu saja, berarti biaya untuk melaksanakan strategi mendatangkan calon mahasiswa, relatif akan terbuang sia-sia.

Berikut ini diuraikan secara singkat, strategi menerima kedatangan calon mahasiswa baru yang dilakukan KPT.
 
a. Biaya Pendaftaran Harus Berkualitas
Maksud "berkualitas" disini adalah tepat sasaran.
Sasaran dari pendaftaran adalah orang yang mendaftar menaikkan statusnya menjadi "Calon Mahasiswa". Setelah melalui proses seleksi, kemudian calon mahasiswa tadi lolos seleksi dan akhirnya membayar biaya pendidikannya, barulah statusnya naik lagi menjadi "Mahasiswa". Sebaliknya, bila dia tidak lolos dari seleksi, maka statusnya turun menjadi konsumen saja.
Oleh karena hanya untuk menaikkan status maka seyogyanya biaya pendaftaran itu tidak mahal, terlebih ini pendidikan.
Banyak yang mengaitkan biaya pendaftaran digunakan untuk membayar proses pendaftaran dan seleksi, sehingga biaya tersebut menjadi mahal. Seharusnya tidak demikian. Seharusnya untuk membiayai proses pendaftaran dan seleksi itu tidak hanya dari biaya pendaftaran, tetapi juga disubsidi dari biaya marketing, sehingga biaya pendaftaran menjadi tidak mahal.
Idealnya, biaya pendaftaran itu sebesar Rp 0,- (gratis). Namun kalau gratis, konsumen akan seenaknya saja mendaftar, dan tanpa beban. Dari penelitian KPT, biaya pendaftaran yang ideal untuk Pendidikan Tinggi adalah Rp 100.000,-
Biaya sebesar itu, selain tidak memberatkan calon mahasiswa, juga relatif cukup untuk "membantu" biaya proses pendaftaran dan seleksi, walaupun masih harus disubsidi dari biaya marketing.
Contoh biaya pendaftaran yang keliru sbb :
Untuk mendaftar di Program S3 (Doktor), kita harus membayar biaya pendaftaran sebesar Rp 500.000 s/d Rp 1 juta.
Itulah yang menyebabkan Program S3 di Indonesia "sepi peminat", kenapa ? Dari penelitian KPT, sebenarnya banyak pengusaha kaya yang ingin melanjutkan kuliah ke S3. Saat keinginan melanjutkan kuliah S3 itu muncul, mereka mencari informasi tentang S3. Setelah mereka memperoleh informasi lengkap, kemudian mereka merenung-renung, menimbang-nimbang, apakah punya waktu untuk kuliah lagi, dstnya yang berujung pada "nanti dulu ah ... dipikir-pikir lagi". Dan tidak terasa tahu-tahu mereka semakin tua, semakin nanti dulu, akhirnya tidak jadi kuliah sampai sekarang. Padahal mereka punya uang dan waktu untuk melanjutkan ke S3, namun sudah tidak berminat lagi karena banyaknya pertimbangan yang tidak perlu.
Seandainya biaya pendaftaran S3 itu sebesar Rp 100.000, maka saat keinginan mereka melanjutkan kuliah S3 muncul, dan mereka mencari informasi tentang S3, maka saat itulah mereka akan langsung mendaftar S3 tanpa pikir panjang. Karena sudah mendaftar S3, maka saat mereka menimbang-nimbang apakah dilanjutkan atau tidak, pertimbangan mereka akan berbeda sekali karena sudah "terikat", dan kecenderungan untuk dilanjutkan lebih besar dibandingkan tidak.
 
b. Sistem Pendaftaran dan Seleksi : "One Stop Services"
"One Stop Services" mempunyai arti "pelayanan langsung tuntas".
Sistem pendaftaran dan seleksinya dibuat sedemikian rupa sehingga saat calon mahasiswa selesai melakukan proses pendaftaran, maka saat itu juga dilakukan proses seleksi. Dan begitu selesai proses seleksi, saat itu juga diumumkan apakah yang bersangkutan lolos atau gagal dalam seleksi tersebut.
Seleksi calon mahasiswa Program Perkuliahan Karyawan yang dilakukan KPT berupa wawancara. Dan wawancara tersebut dilakukan sekaligus, namun bertahap, yaitu Wawancara Akademik, Wawancara Finansial/Keuangan, serta Wawancara Administrasi dan Marketing.
 
c. Sistem Pendaftaran Online
Sistem pendaftaran online sangat membantu mereka yang sibuk dan tidak sempat datang ke Sekretariat PMB (Penerimaan Mahasiswa baru) P2K. Terlebih sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang sibuk bekerja.
Mengenai proses seleksinya dapat mereka tentukan waktu serta media untuk proses seleksi tersebut.
 
d. Sekretariat Penerimaan Mahasiswa Baru P2K
Penampilan atau kondisi Sekretariat Penerimaan Mahasiswa Baru P2K sangat mempengaruhi minat konsumen untuk mendaftar menjadi calon mahasiswa P2K. Penampilan Sekretariat P2K dapat dijadikan acuan oleh konsumen untuk menilai bagaimana sesungguhnya kondisi Kampus PTS terkait.
Oleh karena itu penampilan Sekretariat P2K harus bagus, indah, dan nyaman. Demikian juga kondisi di sekitar Sekretariat P2K juga harus bagus, indah, dan nyaman. Misalkan diberi taman, ada tempat duduk, dsb.
Di dalam Sekretariat P2K juga harus ada minuman gratis, dsb. Yang seluruhnya bagian dari strategi menerima kedatangan calon mahasiswa baru.
 
e. Sistem Contact Us dan Email di Internet
Pada setiap iklan atau informasi P2K di internet (lebih dari 43,8 juta website), seluruhnya diberikan link "Contact Us", sehingga memungkinkan konsumen untuk berkomunikasi via contact us. Demikian juga via email.
Seluruh contact us dan email itu menuju ke 1 titik (1 lokasi), sehingga memudahkan pengelolaannya.
 
f. Sistem Chatting
Pada 43,8 juta website yang mengiklankan P2K, maupun pada masing-masing website PTS (website P2K masing-masing PTS), juga dilengkapi dengan fasilitas chatting (komunikasi 2 arah). Sehingga konsumen dapat langsung berkomunikasi dengan beberapa petugas humas khusus yang menangani chatting tersebut.
 
g. Layanan Info 17 Jam (Telepon, HP, SMS, Fax)
Layanan info 17 jam ini diinformasikan di seluruh iklan P2K, baik itu iklan internet maupun di brosur, poster, dsb.
KPT menyiapkan banyak humas untuk menangani hal ini.
 
h. Respon Permintaan Brosur
Terdapat banyak petugas khusus yang menangani permintaan brosur, dan segera mengirim via POS brosur-brosur tersebut ke alamat komsumen yang meminta brosur tersebut.
Permintaan brosur diterima dari internet, telepon, HP, dan Fax.
Permintaan brosur ini harus direspon dengan cepat. Paling lambat brosur tersebut dikirim sehari setelah KPT menerima permintaan brosur tsb. Nampaknya hal ini mudah, padahal menjadi sulit jika sistem manajemennya tidak dipersiapkan untuk hal ini.
 

3. Meningkatkan Kualitas Produk PTS

Strategi meningkatkan produk PTS seperti berikut ini (silakan klik di bawah ini).
a. Realisasi Masa Studi, Sebanyak Mungkin Mahasiswa yang Lulus Tepat Waktu
b. Mahasiswa yang Tidak Lulus Tepat Waktu, Tidak Dibebani Biaya Pendidikan
c. Beban Studi dan Jumlah Mata Kuliah
d. Distribusi Mata Kuliah dan Silabusnya
e. Waktu dan Penjadwalan Kuliah
f. Biaya Pendidikan dan Sistem Pembayarannya
g. Biaya Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru Harus Berkualitas
h. Kualitas Dosen dan Karyawan (Non Edukatif)
i. Jurusan Prospek Harus Membantu Jurusan Tidak Propek
j. Sistem Informasi Akademik (SIA) Berbasis Internet
k. Fasilitas (Sarana dan Prasarana)
l. Alumni (Lulusan Perguruan Tinggi)
m. Akreditasi
n. Lokasi Kampus

Terkait dengan produk, terdapat tiga kecenderungan yang harus dihindari, seperti berikut ini.
1. Lembaga/perusahaan "cenderung memandang kualitas produk dari dirinya sendiri", bukan dari sudut pandang konsumen. Suatu produk yang cenderung kita anggap berkualitas, ternyata konsumen (dan pengguna produk tersebut) berpandangan sebaliknya.
2. Dalam membuat produk, perusahaan/lembaga cenderung membuatnya berdasarkan "apa yang bisa dibuat (berdasarkan sumber daya yang dimilikinya)", bukan berdasarkan "apa yang sesungguhnya dibutuhkan konsumen".
3. Dalam membuat produk, perusahaan/lembaga cenderung mengabaikan pola dan strategi marketing yang bagaimana yang akan diterapkan, serta konsumen mana yang akan dijangkau.
Ketiga kecenderungan ini seyogyanya dihindari atau diminimalkan, sehingga produknya menjadi berkualitas sesuai penilaian konsumen.

Yang dimaksud produk di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) adalah yang terkait dengan kurikulum dan pelaksanaan kurikulum tersebut, seperti jadwal kuliah, lama-tidaknya lulus dari PTS terkait, jumlah mata kuliah, jumlah sks, kualitas dosen, sistem informasi akademik, dsb.
Selain kurikulum, yang termasuk produk adalah terjangkau tidaknya biaya kuliah (sesuai konsumen yang menjadi sasarannya), fasilitas (sarana dan prasarana), status akreditasi, lokasi kampus, dan kondisi alumni.

Cepat/lambatnya peningkatan kualitas produk PTS sangat bergantung dari usaha keras PTS terkait sedemikian rupa sehingga seluruh komponen di PTS terkait menjadi "kompak", menjadi sebuah "tim besar" yang mengarah ke satu titik (visi dan misi PTS tsb).

Disinilah pentingnya peranan para pemimpin di PTS tersebut untuk kompak, mulai dari pimpinan unit, pimpinan jurusan, fakultas sampai pimpinan tertinggi; semua melaksanakan misi dan visi yang sama terhadap PTS-nya, meninggalkan ego sektoral, mengutamakan kepentingan bersama, saling membantu antar jurusan, antar fakultas, antar biro, antar unit, saling mengisi, menjadi sebuah tim besar yang kompak.

Khusus untuk strategi kategori 3 ini, peran KPT hanya sebatas memberi masukan saja, dan siap membantu jika diminta atau diijinkan oleh PTS terkait. Kecuali untuk biaya studi dan sistem pembayarannya serta biaya pendaftaran mahasiswa baru, yang memang harus melibatkan KPT, karena hal ini bersentuhan langsung dengan konsumen, serta menjadi salah satu bagian penting dalam strategi marketing yang direncanakan KPT.

Berikut ini diuraikan unsur apa saja dalam produk yang berkualitas bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Dan pada beberapa bagian juga dijelaskan bagaimana meningkatkan kualitas produk tersebut.
 
a. Realisasi Masa Studi, Sebanyak Mungkin Mahasiswa yang Lulus Tepat Waktu
Masa studi yang terbaik adalah sesuai dengan aturan perundang-undangan.
Misalkan untuk Program S1 yang berasal dari lulusan SMA, masa studinya 8 semester (4 tahun). Maka PTS terkait harus semaksimal mungkin berusaha agar mahasiswanya dapat lulus tepat waktu 4 tahun. Semakin banyak mahasiswa yang lulusnya lama, maka kualitas PTS tersebut semakin tidak baik. Ini juga sesuai dengan penilaian akreditasi, yang akan memberikan nilai rendah bila mahasiswa di PTS tsb rata-rata lulusnya lama.
Pada umumnya banyak mahasiswa yang lulusnya lama, karena "pemahaman yang kurang tepat" dari dosen terhadap "makna perkuliahan"; sehingga hanya sedikit mahasiswa yang lulus dari mata kuliahnya.
Padahal semakin banyak mahasiswa yang lulus suatu mata kuliah, maka perkuliahan untuk mata kuliah tsb dikatakan berhasil; itu artinya dosen tersebut berhasil mengasuh/membina mata kuliahnya. Demikian juga sebaliknya, dianggap gagal jika banyak yang tidak lulus.
Secara perlahan-lahan masyarakat akan tahu hal ini dan menghindari PTS terkait, karena logika dasarnya "siapa yang mau kuliah di PTS tsb kalau mereka tahu lulusnya bakal lama". Seyogyanya PTS terkait segera menyamakan sudut pandang dan pemahaman semua dosen, sehingga memiliki visi dan misi yang sama.
 
b. Untuk Mahasiswa yang Tidak Lulus Tepat Waktu, Tidak Dibebani Biaya Pendidikan Lagi
Di negara-negara maju, pada umumnya mahasiswa yang tidak lulus tepat waktu, tidak dibebani lagi membayar biaya pendidikannya. Seandainya pun membayar biaya pendidikan, umumnya hanya membayar biaya administrasi yang ringan sekali saat herregistrasi.
Mahasiswa yang tidak dapat lulus tepat waktu, sesungguhnya merupakan beban bagi perguruan tinggi tersebut, selain beban juga dapat menurunkan citra perguruan tinggi terkait.
Oleh karena itu, dengan mahasiswa tidak membayar lagi (atau membayar sangat ringan) bila tidak lulus tepat waktu. Maka "beban tersebut" akan benar-benar "terasa", baik oleh perguruan tinggi, maupun oleh dosen dan strukturalnya. Karena beban tadi terasa, maka justru memberi dampak positif terhadap perguruan tinggi terkait, maupun dosen dan strukturalnya. Mereka semua akan kompak mendorong mahasiswa agar bisa lulus tepat waktu. Dan terbentuklah manajemen yang berkualitas.
Sebagian PTS di Indonesia telah menerapkan hal ini, namun sebagian yang lainnya justru tidak menerapkan hal ini. Sehingga mahasiswa yang tidak lulus tepat waktu, tetap membayar biaya pendidikan sebagaimana biasanya. Dampak negatifnya, mahasiswa tersebut tidak dianggap sebagai beban, malahan ada sebagian yang beranggapan salah, mengira itu suatu keuntungan.
Bila keadaan ini yang terjadi di PTS, maka jumlah mahasiswa yang tidak lulus tepat waktu akan semakin menumpuk dan menumpuk. Secara lambat tapi pasti, masyarakat akan tahu, bersamaan dengan itu, citra PTS akan turun. Maka program regulernya yang paling terkena dampaknya, karena 73% calon mahasiswa program reguler memilih PTS berdasarkan "citra" PTS tsb. Sedangkan P2K juga akan terkena dampaknya, namun dampak tersebut masih relatif bisa diatasi walaupun sulit dan mahal. Hal ini karena hanya 32% calon mahasiswa P2K yang memilih PTS berdasarkan "citra" PTS.
Untuk P2K, cara mengatasinya dengan meningkatkan biaya marketing setinggi mungkin, sehingga "informasi terkininya" dapat menjangkau sebanyak mungkin masyarakat.
 
c. Beban Studi dan Jumlah Mata Kuliah
Beban studi yang baik adalah sesuai dengan aturan perundang-undangan, dan yang terbaik adalah mengambil batas minimal yang dipersyaratkan. Misalkan untuk Program S1 yang berasal dari lulusan SMA, beban studinya oleh pemerintah dipersyaratkan sebesar 144 - 160 sks. Maka PTS harus berusaha semaksimal mungkin kurikulumnya mengambil batas terbawah yaitu 144 sks.
Kurikulumnya semakin mampu mendekati 144 sks, maka kualitasnya kurikulumnya semakin baik. Karena logika dasarnya, semakin mampu membuat jumlah beban totalnya semakin sedikit, maka pemahaman terhadap beban tersebut semakin baik.
Demikian juga dengan jumlah mata kuliah. Semakin sedikit jumlah mata kuliah yang ditempuh, maka kualitas kurikulum tsb semakin baik. Karena dengan semakin sedikit mata kuliahnya, maka bobot sks setiap mata kuliah menjadi besar-besar. Dampak positifnya, pemahaman mahasiswa terhadap kuliah tsb semakin tinggi.
Kendala terbesar PTS (jurusan), ketika dihadapkan pada kondisi, mata kuliah mana yang dipilih untuk masuk dalam kurikulum, apakah mata kuliah A ataukah B. Pada umumnya kedua mata kuliah tsb dimasukkan dalam kurikulum karena tidak mampu mengambil keputusan, maka keduanya dianggap penting. Akibatnya kedua mata kuliah itu "terpaksa" diberi bobot sks yang kecil.
Dampak negatifnya, ketika mahasiswa lulus, dia sudah lupa materi kedua mata kuliah tsb, karena pemahamannya hanya sedikit, akibat bobot sks-nya yang kecil dan banyaknya mata kuliah. Kalau demikian keadaannya, untuk apa kedua mata kuliah tsb masuk dalam kurikulum.
Jadi seyogyanya harus ada keberanian dan ketegasan untuk memilih serta menghapus mata kuliah di kurikulum, sehingga jumlah mata kuliah menjadi sedikit, dan bobot sks mata kuliah tsb menjadi besar-besar. Itulah kurikulum yang ideal (terbaik).
Hal ini yang sekarang mulai dilakukan pemerintah terhadap kurikulum SMA, SMP, dan SD, yaitu mengurangi jumlah pelajarannya, sebagaimana di negara-negara maju.
 
d. Distribusi Mata Kuliah dan Silabusnya
Salah satu kriteria kurikulum yang ideal adalah memungkinkan suatu mata kuliah dibuka di semester ganjil dan genap. Semakin banyak mata kuliah yang dapat dibuka di semester ganjil dan genap, maka kurikulum tersebut semakin baik.
Kurikulum yang seperti ini menunjukkan bahwa sebagian silabus mata kuliah, juga terdapat materi mata kuliah sebelumnya (yang dipersyaratkan). Hal ini akan membuat mahasiswa lebih mudah memahami mata kuliah tsb, sekaligus memahami lebih dalam mata kuliah yang dipersyaratkan.
Disinilah pentingnya menyusun silabus dengan sebaik-baiknya, sekaligus bobot setiap mata kuliah menjadi tidak kecil-kecil. Namun bobot total kurikulum tetap seminimal mungkin. Otomatis jumlah mata kuliah juga seminimal mungkin. Itulah kurikulum yang ideal.
 
e. Waktu dan Penjadwalan Kuliah
Waktu kuliah dan penjadwalan kuliah harus sesuai dengan waktu luang karyawan/pegawai.
Penjadwalan kuliah disarankan menggunakan sistem PDS (Per Dua SKS), sebagaimana telah lama diterapkan IKIP Jakarta (sekarang UNJ, Universitas Negeri Jakarta), yang berisi pakar-pakar di bidang pendidikan.
Pada sistem konvensional (bukan PDS), misalnya si A mengambil 18 SKS (6 mata kuliah) dalam suatu semester. Maka si A harus mengikuti kuliah sekitar 18 jam per minggu, selama minimal 14 minggu efektif. Jadi totalnya = 18 jam x 14 minggu.
Dengan menggunakan Sistem PDS, maka si A dapat mengikuti kuliah hanya 14 jam per minggu, untuk waktu selama 18 minggu. Jadi totalnya sama yaitu = 14 jam x 18 minggu.
Dengan adanya sistem PDS tersebut, seseorang yang sibuk dengan pekerjaannya dapat kuliah dengan lebih mantap, karena waktu kuliah setiap minggunya tidak terlalu padat.
Sistem PDS juga dapat dikombinasikan dengan sistem konvensional, yaitu si A mengikuti kuliah 18 jam x 14 minggu sebagaimana sistem konvensional. Namun dalam 18 jam minggu pertama diberikan hanya 2-3 mata kuliah, pada minggu ke 2 diberikan 2-3 mata kuliah yang lain, begitu seterusnya. Jadi, seluruh mata kuliah tidak diberikan dalam 1 minggu. Sehingga untuk satu hari kuliah tidak dijejali dengan berbagai mata kuliah, namun hanya diberikan 2-3 mata kuliah yang berbeda setiap minggunya. Dengan cara demikian, maka apa yang dikuliahkan menjadi lebih mudah terserap oleh mahasiswa di Perkuliahan karyawan, karena mereka juga sibuk dengan pekerjaannya.
 
f. Biaya Pendidikan dan Sistem Pembayarannya
Biaya Studi P2K (Biaya Pendidikan) harus dibuat tidak berbeda jauh dengan program reguler.
Sistem pembayarannya harus dapat diangsur bulanan sehingga terjangkau masyarakat.
Mahasiswa P2K diberi "fasilitas kredit biaya pendidikan tanpa agunan dan tanpa bunga", agar mereka yang relatif kurang mampu secara finansial dapat mengangsur bulanan.
 
g. Biaya Pendaftaran Calon Mahasiswa Baru Harus Berkualitas
Sebagaimana telah dijelaskan dalam "Strategi Menerima Kedatangan Calon Mahasiswa Baru", bahwa "Biaya Pendaftaran Harus Berkualitas" (silakan klik untuk melihat penjelasannya).
Pada bagian itu telah dijelaskan, kenapa biaya pendaftaran calon mahasiswa baru harus berkualitas. Di bagian ini hanya diberikan tambahan penjelasannya saja, bahwa biaya pendaftaran calon mahasiswa termasuk dalam "produk PTS".
Kualitas produknya akan semakin tinggi ketika biaya pendaftarannya semakin rendah, karena hanya berfungsi sebagai "booking" saja.
 
h. Kualitas Dosen dan Karyawan (Non Edukatif)
Kualitas Dosen yang mengajar di P2K harus diseleksi dengan baik dan benar, karena akan sangat berpengaruh terhadap citra PTS terkait. Demikian juga dengan kualitas karyawan (tenaga non edukatif) yang terlibat dalam pelayanan P2K.
Dosen yang mengajar harus benar-benar paham materi mata kuliahnya, serta mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya aplikasi di dunia kerja; karena yang dihadapi adalah mahasiswa yang sebagian besar sudah bekerja, dan beberapa diantaranya sudah menerapkan mata kuliah tsb di dunia kerja. Sehingga diantara mereka memungkinkan untuk lebih ahli dibandingkan dosennya.
Dosen yang akan mengajar di P2K, sebaiknya diberi pelatihan didaktika umum bagi yang belum pernah memperoleh pelatihan tersebut.
Dalam didaktika umum dipelajari aturan umum bagi seorang dosen untuk dapat mengajar dengan sebaik mungkin dalam suatu bahasan tertentu. Beberapa hal yang secara umum perlu diketahui diantaranya tentang motif mahasiswa dalam belajar, evaluasi dan penilaian, penggunaan media pembelajaran, desain pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Juga dipelajari faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, antara lain perhatian, motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, penguatan, dan perbedaan individu.
Dengan memahami dikdatika umum, maka diharapkan tidak ada lagi sebutan "dosen killer", yaitu dosen yang tidak meluluskan banyak mahasiswa.
KPT siap membantu sebagian atau semua biaya pelatihan didaktika tersebut. Tentunya dengan syarat dosen-dosen yang mengikuti pelatihan di PTS terkait, akan serius menerapkannya; dan para Pimpinan Jurusan/Fakultas/PTS turut aktif memastikan bahwa hasil pelatihan tsb diterapkan dengan baik.
 
i. Jurusan Prospek Harus Membantu Jurusan Tidak Propek
Sebuah ilustrasi : "Saat harga bawang merah tinggi, petani di Indonesia ramai-ramai menanam bawang merah. Akibatnya, saat panen harga bawang merah menjadi rendah, dan petani pun merugi. Sehingga jarang yang menanam bawang merah lagi. Akibatnya, saat panen berikutnya harga bawang merah menjadi sangat tinggi, dan yang menikmatinya hanya petani yang konsekuen dan punya komitmen terhadap komoditas pertaniannya".
Ilustrasi ini juga menggambarkan jurusan prospek dan tidak prospek di Indonesia. Saat ada jurusan prospek, PTS-PTS beramai-ramai mendirikan jurusan tsb. Dan sebaliknya, saat ada jurusan yang tidak prospek, maka jurusan itu ditinggalkan, tidak berusaha dipelihara walalupun mahasiswanya hanya sedikit. Karena tidak dipelihara, akhirnya jurusan tersebut ditutup.
Ketika jurusan yang terlanjur tutup tersebut mulai prospek lagi, PTS tsb mulai mendirikan jurusan itu kembali, dan memulai lagi dari awal. Sedangkan PTS yang tetap komitmen memelihara jurusan tsb yang otomatis kebanjiran mahasiswa, bukan PTS yang memulai lagi mendirikan jurusan yang telah ditutupnya tsb.
Disinilah pentingnya manajemen PTS yang baik, juga pentingnya pemimpin yang baik, pentingnya kekompakan. Sehingga semua jurusan tidak berjalan sendiri-sendiri. Jurusan yang sedang prospek mensubsidi jurusan yang sedang tidak prospek. Demikian juga dengan fakultas. Fakultas yang prospek mensubsidi fakultas yang sedang tidak prospek, sehingga semua tetap terpelihara dengan baik.
Selain itu juga terjadi sinergi yang tinggi antar jurusan, antar fakultas. Dampak positifnya, terjadi efisiensi yang tinggi, karena ada mata kuliah bersama yang wajib dikelola bersama. Juga terjadi perpaduan kurikulum.
Untuk saat ini, seyogyanya PTS memadukan kurikulum antara jurusan yang terkait informatika dengan jurusan yang tidak terkait informatika. Karena kelak, perusahaan/lembaga itu membutuhkan tenaga ahli ekonomi yang faham informatika; tenaga ahli hukum yang faham informatika; tenaga ahli teknik sipil yang faham informatika; tenaga ahli teknik mesin yang faham informatika, dsb. Dan muncul akibat sebaliknya, mereka tidak membutuhkan lagi tenaga ahli yang faham informatika saja.
Ini semua hanya bisa terjadi pada PTS yang seluruh jurusannya kompak, saling mengisi, terjadi subsidi silang, saling membantu, dsb. Dan memang PTS yang seperti ini yang selalu tampil di depan.
Sebaliknya, PTS yang antar jurusan tidak kompak, antar fakultas tidak kompak, tidak saling membantu, tidak ada subsidi silang, tidak saling mengisi, tidak mengintegrasikan diri, dsb. Otomatis akan menjadi PTS yang selalu ketinggalan dan selalu di belakang.
Ini semua logis, karena PTS itu sebuah sistem yang terdiri dari banyak sistem. Persis seperti mobil atau tubuh manusia, yaitu sebuah sistem yang terdiri dari banyak sistem. Semua sistem yang terdiri dari banyak sistem akan maju dengan pesat jika bersinergi sangat baik, apa pun sistem itu. Dan begitu juga sebaliknya.
 
j. Sistem Informasi Akademik (SIA) Berbasis Internet
Saat ini merupakan abad informasi (abad internet), sehingga Sistem Informasi Akademik PTS seyogyanya sudah berbasis internet.
KPT (Konsultas Pendidikan Tinggi) sudah membangun beberapa paket Sistem Informasi Akademik (SIA) berbasis internet, dan KPT juga sudah mempersiapkan beberapa server untuk kebutuhan PTS-PTS yang belum memiliki SIA tersebut.
SIA berbasis internet ini diintegrasikan dengan jejaring sivitas akademika (Civitasbook.com) dan juga terintegrasi Sistem Informasi Administrasi Pembayaran Biaya Pendidikan (SIMAK = Sistem Informasi Manajemen Administrasi Keuangan).
Semua ini bagian dari pelayanan KPT terhadap PTS yang berkerja sama dengan KPT.
Paket-paket software SIA berbasis internet itu diberikan gratis ke PTS setelah dimodifikasi sesuai dengan Sistem Akademik di PTS terkait. KPT juga akan memberikan pelatihan gratis untuk mengelola SIA tersebut, karena yang mengelola SIA tersebut memang harus PTS terkait, dan tidak ada satu pun pihak yang boleh mengelolanya selain PTS tersebut. Terlebih lagi yang menyangkut data nilai mahasiswa.
Dalam SIA berbasis internet tersebut, dimulai dari herregistrasi pengambilan mata kuliah (KRS/FRS) oleh mahasiswa, penjadwalan kuliah, penilaian UTS, UAS, sampai dikeluarkannya KHS (Hasil Studi) dan Trasnkrip Nilai.
Seluruh proses dan pengelolaan SIA ini hanya boleh dikelola PTS terkait. KPT hanya mempersiapkan software-nya, sistem database-nya, serta servernya, berikut pelatihannya. Dan itu semua gratis (bagian dari pelayanan KPT).
Semakin baik kualitas Sistem Informasi Akademiknya, tugas KPT dalam hal marketing menjadi semakin ringan. Namun bila biaya studinya menjadi semakin mahal, tugas KPT kembali menjadi semakin sulit.
 
k. Fasilitas (Sarana dan Prasarana)
Semakin lengkap fasilitasnya, tentu saja kualitas produknya semakin baik.
Semua perguruan tinggi sebenarnya milik masyarakat sebagaimana pendidikan dasar dan menengah.
Rasa memiliki dari masyarakat inilah yang perlu ditumbuhkan, minimal rasa memiliki dari civitas akademikanya, terutama dosen dan khususnya mahasiswa. Begitu rasa memiliki ini tumbuh di mahasiswa, terutama mahasiswa dari P2K (para pengusaha, manajer, dsb). Maka dengan sendirinya mereka akan turut aktif melengkapi dan meningkatkan fasilitas perguruan tinggi terkait.
Hal ini sudah terjadi di sebagian PTS yang bekerjasama dengan KPT.
PTS tersebut harus kompak terlebih dahulu, ada sinergi yang kuat antara jurusan yang satu dengan lainnya, antar fakultas, antara dosen biasa dan struktural, edukatif dan non edukatif; semua saling membantu. Semua ini dengan sendirinya akan "menular" ke mahasiswa, sehingga mereka dengan suka rela berinisiatif melengkapi dan meningkatkan fasilitas di PTS tsb sesuai dengan sumber daya yang mereka kelola dari tempat mereka bekerja.
Disinilah pentingnya peranan para pemimpin di PTS tersebut untuk kompak, memiliki misi dan visi yang sama terhadap PTS-nya, meninggalkan ego sektoral, mengutamakan kepentingan bersama, menjadi sebuah tim yang besar dan kompak. Pada saat itu terwujud, maka secara otomatis sarana dan prasarana itu akan meningkat dan semakin lengkap; yang berasal dari sumber-sumber yang tak terduga. Bagaimana "pihak luar" akan terdorong untuk membantu, jika "pihak dalam" tidak saling membantu.
 
l. Alumni (Lulusan Perguruan Tinggi)
Alumni Program Perkuliahan Karyawan otomatis kualitasnya tinggi, karena mayoritas mahasiswa sudah bekerja, otomatis mayoritas alumninya juga sudah bekerja. Dan "waktu tunggunya" sama dengan 0 (nol) tahun, berarti dalam penilaian akreditasi akan memperoleh nilai maksimum (tertinggi).
Yang dibutuhkan disini hanya tertib administrasi, khususnya dalam hal pengarsipan dan pengupdate-an data alumni. Bila PTS terkait mengijinkan, maka KPT akan membantu pengarsipan alumni tsb.
 
m. Akreditasi
Semakin tinggi akreditasinya, kualitas produknya semakin baik.
Bila produk a, b, c sampai l tersebut di atas kualitasnya baik, bahkan sangat baik. Maka otomatis hasil akreditasinya juga akan sangat baik.
 
n. Lokasi Kampus
Semakin strategis lokasi kampus, semakin tinggi kualitas produknya.
Lokasi kampus yang sudah terlanjur kurang strategis, masih dapat ditingkatkan "kualitasnya" semaksimal mungkin, antara lain melalui publikasi terus-menerus mengenai lokasi kampus tsb baik di dunia maya (internet) maupun dunia nyata; juga dengan memberikan petunjuk-petunjuk arah di sekitar lokasi kampus tsb; bekerja sama dengan dinas perhubungan setempat sehingga relatif banyak angkutan umum yang melalui kampus tsb; mendirikan halte (pemberhentian angkutan umum atau bus) di depan kampus; dsb.





Pilih Bahasa ID   EN



Chatting dng Staf
Informasi PTS
Khusus Perguruan Tinggi Swasta
Terkemuka & Terakreditasi
di JabodetabekBandung
KuninganSubangSukabumi
SurabayaGempol
YogyakartaMalangSemarang
Banyuwangi
KediriManado
MakassarKupangMedan
BatamBaliPadang
AcehCilacap
PalangkarayaBrebes
PurwakartaLampung
CirebonCikarangTangerangBoyolaliSurakarta
PontianakSamarinda
Probolinggo
Tulungagung
STMIKMJ Jakarta
STIE IGI
STTM STIE WP
STEI Jogja
STIE Hidayatullah
STEBI Bina Essa
UMJ: FTan FISIP
Univ. Muhammadiyah Smrg
Univ. Muhammadiyah Sby
UNSUB
STMIK MJ UNKRIS
Univ. Thamrin: FE FASILKOM
ISTA ITBU
STIE Trianandra STIE IGI
STT Mandala Bandung
STMIK STIKOM Bali STTB
POLNAS Denpasar
STT Bina Tunggal Bks.
STIKI Malang
UNDARIS Semarang
INDOCAKTI
UPRI
STIE Hidayatullah Depok
UNISA Dharma Andigha
Universitas Nusantara
UHAMZAH
UTS Makassar
STT Duta Bangsa
STIE GICI IMWI Sukabumi
UNAKI KAHURIPAN
STEI Jogja STIE Pemuda
Universitas Mpu Tantular
USCND Langsa
USM INDONESIA STTM
UNUGHA UM Palangkaraya
STIE WD IKIP WD
STIE Ganesha Yuppentek
STT Muttaqien
STIT BATAM IAI AS
UCM STIE GEMA
Universitas Megou
STIE PIONEER
STIMAIMMI STIEABI
UPGRIS UICM Bandung
AL-AZHAR UNUSA
Tanri Abeng University
STIE AMKOP STIE WP
Univ. Boyolali UDB
UNIBA ITB AD
UNU KALBAR
Ubudiyah
ISIF
STEBI Global Mulia
STT Sapta Taruna
Universitas Bali Dwipa
UNU Kaltim UHS
Univetsitas IVET
CENDEKIA STAI DB
STIE Mitra STiPSi
UNIPI Bandung
STIE Al-Rifa'ie
UNTARA Pelita Bangsa
Patria Artha
Univ. Widya Kartika
UTN Bogor IGN Bogor
Parna Raya
STAI Terpadu Yogyakarta
STIT Al-Hikmah Lampung
Univ. Deli Sumatera
STIA Bayuangga
UI Mandiri
STAI Muhammadiyah Probolinggo
STEBI Bina Essa
STAI Muhammadiyah Tulungagung
Politeknik Harapan Bangsa Surakarta
STIKes Sapta Bakti
ITeKes Tri Tunas Nasional
STEBI Badri Mashduqi
STIA Maulana Yusuf
STAI Miftahul Ulum
STIH Gunung Jati
STIE PPI Balaraja
Poltekkes Kerta Cendekia
ITB Pelita Raya
Poltek Ganesha
Universitas Moch. Sroedji
STIT Al-Hidayah Tasikmalaya
STIT Nur Ahadiyah
Politeknik Aisyiyah
Politeknik Santo Paulus Surakarta
IAI Al-Ghurabaa Jakarta
STAI AL Akbar Surabaya
Universitas Mahakarya Asia Yogyakarta
Politeknik Bhakti Kartini
Univ. Muhammadiyah Smrg
STMIK MJ UNKRIS
Thamrin: FE FASILKOM
STT Bina Tunggal Bks.
STIKI Malang
UNDARIS Semarang
INDOCAKTI
UPRI
STIE Hidayatullah Depok
UNISA Dharma Andigha
Universitas Nusantara
UHAMZAH
UTS Makassar
STT Duta Bangsa
STIE GICI IMWI Sukabumi
UNAKI KAHURIPAN
STEI Jogja STIE Pemuda
Universitas Mpu Tantular
USCND Langsa
USM INDONESIA
UM Palangkaraya
UNUGHA STIE WD IKIP WD
STIE Ganesha Yuppentek
STT Muttaqien
STIT BATAM IAI AS
UCM STIE GEMA
Universitas Megou
STIE PIONEER
STIMAIMMI STIEABI
UPGRIS UICM Bandung
AL-AZHAR UNUSA
Tanri Abeng University
STIE AMKOP STIE WP
Univ. Boyolali UDB
UNIBA ITB AD
UNU KALBAR
Ubudiyah ISIF
STEBI Global Mulia
STT Sapta Taruna
Universitas Bali Dwipa
UNU Kaltim UHS
Univetsitas IVET
CENDEKIA STAI DB
STIE Mitra STiPSi
UNIPI Bandung
STIE Al-Rifa'ie
UNTARA Pelita Bangsa
Patria Artha
Univ. Widya Kartika
UTN Bogor IGN Bogor
Parna Raya
STAI Terpadu Yogyakarta
STIT Al-Hikmah Lampung
Univ. Deli Sumatera
STIA Bayuangga
UI Mandiri
STAI Muhammadiyah Probolinggo
STEBI Bina Essa
STAI Muhammadiyah Tulungagung
Politeknik Harapan Bangsa Surakarta
STIKes Sapta Bakti
ITeKes Tri Tunas Nasional
STEBI Badri Mashduqi
STIA Maulana Yusuf
STAI Miftahul Ulum
STIH Gunung Jati
STIE PPI Balaraja
Poltekkes Kerta Cendekia
ITB Pelita Raya
Poltek Ganesha
Universitas Moch. Sroedji
STIT Al-Hidayah Tasikmalaya
STIT Nur Ahadiyah
Politeknik Aisyiyah
Politeknik Santo Paulus Surakarta
IAI Al-Ghurabaa Jakarta
STAI AL Akbar Surabaya
Universitas Mahakarya Asia Yogyakarta
Politeknik Bhakti Kartini
MM UNKRIS MIKom Fisip UMJ MIA Fisip UMJ
MM STIE Mitra MM UNTARA MM Pelita Bangsa
MM STIE Ganesha
MM STIMAIMMI MM STIEABI
MM STIE IGI MM STIE GICI MKS ITB Ahmad Dahlan
MM IGN MKom IGN
KPT Konsultan Pendidikan Tinggi
Chatting dengan staf
Kuliah Karyawan

(silakan klik di bawah ini)
Penerimaan / Pendaftaran
__Mahasiswa Baru

Lokasi Kampus & Peta
Program Studi (D3, S1, S2)
___(+ Kurikulum & Prospektus)

Pascasarjana (S2)
Biaya Pendidikan
Sistem Pendidikan
Jadwal Kuliah & Dosen
Keunggulan-Keunggulan
Angkutan Umum


GALERI FOTO

Daftar Portal Gabungan PTS
Jaringan Web Gilland Group
Web Iklan Reguler Pagi
Jaringan Portal Barterlink
Konsultan Pendidikan Tinggi

Tabel Situs Kelas Lanjutan
Tabel Situs Kelas Reguler
Tabel Situs Kelas Malam/Sore
Tabel Situs Program Pasca
Tabel Website Ensiklopedia
Tabel Portal Ensiklopedi Dunia

Kumpulan Situs Forum
Kumpulan Situs Iklan
Kumpulan Situs Pengumuman
Kumpulan Situs Lowongan
Permintaan Brosur
(Gratis dikirim via POS)
Nama Lengkap Penerima

Alamat Penerima Katalog

Kota / Kabupaten & Provinsi

Kode Pos

Email (tidak wajib)

◇ harus diisi lengkap & jelas
Atau kirimkan nama dan
alamat lengkap via SMS ke HP:
08523 1234 000


Download BROSUR
Brosur Kelas Karyawan
Gabungan Seluruh Wilayah Indonesia

PDF (11,2 MB)ZIP (8,8 MB)
Image/jpg (36,2 MB)
Brosur Kelas Karyawan
JABODETABEK

PDF (5,5 MB)ZIP (4,4 MB)
Image/jpg (13,2 MB)
Brosur Kelas Karyawan
DIY,JATENG,JATIM & BALI

PDF (4,4 MB)ZIP (3,5 MB)
Image/jpg (14,5 MB)
Brosur Kelas Karyawan
JAWA BARAT

PDF (2,8 MB)ZIP (2,2 MB)
Image/jpg (7,1 MB)
Brosur Kelas Karyawan
SULAWESI

PDF (1,9 MB)ZIP (1,5 MB)
Image/jpg (5,6 MB)
Brosur Kelas Karyawan
SUMATERA & BATAM

PDF (2,2 MB)ZIP (1,7 MB)
Image/jpg (6,5 MB)
Brosur Kuliah Reguler
PDF (4,1 Mb)ZIP (8,4 Mb)
Soal-soal UN + SBMPTN
PDF(3,5 Mb)ZIP(1,5 Mb)
Buku "TEROBOSAN BARU"
Untuk MENINGKATKAN
Kualitas Pendidikan, Pendapatan dan Sumber Daya PTS

PDF(6 Mb)Image/jpg(16 Mb)

STRATEGI MENINGKATKAN
Kualitas Pendidikan, Pendapatan dan Sumber Daya PTS
Konten Total, silahkan klik di bawah ini
Terobosan Baru
http://kpt.co.id

Kesempatan Kerja
di PT. Gilland Ganesha

Dibutuhkan Segera
  • Design Grafis
  • Senior Programmer

Penjelasan Komplet di :
Info kerja

155 Ras Kucing di Dunia

Sanitasi kucing, bahan dan peralatan kucing, ica, dsb.

Facebook Kuliah Karyawan
Twitter Kuliah Karyawan

Beritahu Teman
Nama Saya

Email Saya

Email Teman 1

Email Teman 2 (tidak wajib)

Email Teman 3 (tidak wajib)
ᛃ harus diisi dengan benar

Link Khusus
Pendidikan
PTS Teruji & Terkemuka
Perkuliahan Sarjana, S2, Diploma

Menyemai bibit (benih bertunas)

Buah-buahan yang mengandung Beta-karoten, Semai biji / benih Jarak, Kandungan vitamin Tarragon, dsb.

Link Bebas
(silakan klik)
Bahan Kuliah Komputer PTS di Aceh (NAD)
Perpustakaan Nasional Dunia
Peta seluruh Negara
Rumah Sakit di Sulsel
SMA di Ciamis
SMP DKI Jakarta
Sekolah Tinggi Negeri (PTN)
Sekolah Tinggi di Jerman

@ KPT - Konsultan Pendidikan Tinggi (Gilland Group)
p2k.itkpi.ac.id  |  p2k.sayidsabiq.ac.id  |  p2k.tritunas.ac.id  |  unhi.web.id  |  poltekom.web.id  |  p2k.stiperjember.ac.id
__